Tag Archives: ajahn brahm

Inspirational Quote by: Ajahn Brahm

Happy Ajahn BrahmBefore you criticize a man, walk a mile in his shoes.
That way, if he gets angry, he’s a mile away and barefoot.
Sebelum anda mengkritik seseorang, jalan satu mil terlebih dahulu dengan memakai sepatunya.
Dengan begitu, jika dia marah, dia sudah ketinggalan satu mil dan telanjang kaki.

Whatever you do, wherever you go; the door of my heart will always be open to you.
Apapun yang kamu lakukan, kemanapun kamu pergi; pintu hatiku akan selalu terbuka untukmu.

Love is not liking somebody. Anyone can do that.
Love is loving things that sometimes you don’t like.
Cinta bukan menyukai seseorang. Semua orang bisa melakukan itu.
Cinta adalah mencintai hal yang kadang-kadang kamu tidak suka.

We should always be grateful for the faults in our partner because if they didn’t have those faults from the start, they would have been able to marry someone much better than us.
Kita harus selalu bersyukur dengan kekurangan pasangan kita karena jika mereka tidak mempunyai kekurangan itu dari awal, mereka seharusnya sudah menikahi orang lain yang lebih baik dari kita.

Don’t let others control your happiness.
Jangan membiarkan orang lain mengendalikan kebahagiaanmu.

When the weather is hot, keep a cool mind. When the weather is cold, keep a warm heart.
Apabila cuaca sedang panas, jaga pikiran yang dingin. Apabila cuaca sedang dingin, jagalah pikiran yang hangat.

Physical pain is not optional. Emotional pain is optional.
Sakit fisik bukanlah pilihan. Sakit emosi adalah pilihan.

Good, bad, who knows?
Baik, buruk, siapa yang tahu?

A busy person is not someone who has lots to do.
Busy person is someone who does too many things at the same time.
Seseorang yang sibuk bukanlah seseorang yang mempunyai banyak kerjaan.
Seseorang yang sibuk adalah seseorang yang melakukan banyak hal dalam waktu bersamaan.

What’s done is finished.
Apa yang sudah terjadi, sudah selesai.

Life is a series of interwoven stories, not a set of concept.
Hidup adalah serangkaian cerita-cerita yang terjalin, bukan satu set konsep.

The real thief of time is “worrying”. It takes away your time in enjoying life. The future is made right at this moment, thus worrying about the future is the same as neglecting your future.
Pencuri waktu yang sebenarnya adalah “kekhawatiran”. Ia mengambil waktu anda untuk menikmati hidup. Masa depan dibuat dari saat ini. jadi mengkhawatirkan masa depan sama dengan mengabaikan masa depan.

The secret of life is… everything is out of control.
Rahasia dalam hidup adalah… semuanya di luar kendali.

Whatever you think its going to be, it will always be something different.
Apapun yang anda pikirkan akan terjadi, akan menjadi sesuatu yang berbeda.

This too will pass.
Ini pun akan berlalu.

Anger comes from frustrated plans.
Kemarahan datang dari rencana yang frustasi.

Less expectations, less anger.
Kurangi ekspektasi, mengurangi kemarahan.

Meditation is better than sex.
Meditasi lebih baik dari seks.

Inspirational quote by:
Ven. Ajahn Brahmavamso
The author of:
Opening The Door of Your Heart (Original version)
Who Ordered This Truckload of Dung? (US version)
Membuka Pintu Hati (Indonesia version)
Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya (Indonesia version)
Die Kuh, die weinte (Germany version)

Ajahn Brahm 2011 - Let Go Ego

Unconditional Love

When I was around the age of thirteen, my father took me aside and told me something that would change my life.

The two of us were alone in his beaten -up old car, on a side street of one of the poorer suburbs of London. He turned to me and said this:
“Son, whatever you do in your life, know this. The door of my house will always be open to you.”

I was only a young teenager at the time . I didnt really understand what he meant, but I knew it was something important, so I remembered it. My father would be dead three years laterr.

When I became a monk in northeast Thailand, I thought over those words of my dad. Our home at that time was a small government subsidized apartment in a poor part of London_not much of a house to open a door into. But then I realized this was not what my dad really meant. What was lying within my father’s words, like a jewel wrapped in a cloth, was the most articulate expression of love that I know:
“Son, whatever you do in your life, know this. The door of my heart will always be open to you.”

My father was offering unconditional love. No strings attached. I was his son and that was enough. It was beautiful. It was real. He meant it.

It takes courage and wisdom to say those words to another, to open the door of your heart to somebody else, with no”ifs”. Some people might fear that if they do this, others would take advantage of them- but that’s not how it works, not in my experience. When you are given that sort of love from another, it’s like receiving the most precious of gifts. You tresaure it, keep it close to your heart, lest be lost. Even though at that time I only partially understood my dad’s meaning, even so I would not dare to hurt such a man.

If you give those words to someone close to you, if you really mean them, if they come from your heart, then that person will reach upwards, never down, to meet your love:o)

Ven. Ajahn Brahm
Opening The Door of Your Heart (Original version)
Who Ordered This Truckload of Dung? (US version)
Membuka Pintu Hati (Indonesia version)
Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya (Indonesia version)
Die Kuh, die weinte (Germany version)

Cinta Sejati

Disadur dari buku : Membuka Pintu Hati – AJAHN BRAHM

Masalah dalam percintaan dimulai saat buyarnya fantasi, kekecewaan bisa sangat menyakiti kita. Pada cinta asmara, kita tidak benar-benar mencintai pasangan kita, kita hanya mencintai cara mereka yang membuat kita tersentuh.Yang kita cintai adalah “sengatan” yang kita rasakan dalam kehadiran mereka. Itulah sebabnya, ketika mereka tak ada, kita merindukannya dan meminta dikirimi sebotol… (lihat cerita sebelumnya). Seperti “sengatan” lainnya, tak berapa lama ini pun akan berlalu.

Cinta sejati adalah cinta yang tak mementingkan diri sendiri. Kita hanya peduli kepada orang lain. Kita berkata kepada mereka, “Pintu hatiku akan selalu terbuka untukmu, apa pun yang kamu lakukan,” dan kita bersungguh-sungguh dengan perkataan itu. Kita hanya ingin mereka bahagia. Cinta sejati itu langka.

Continue reading →

Berjudi

Disadur dari buku : Membuka Pintu Hati – AJAHN BRAHM

Mengumpulkan uang itu sulit, tetapi menghabiskannya mudah­ dan cara termudah untuk kehilangan uang adalah dengan berjudi. Semua penjudi pada akhirnya adalah pecundang. Meskipun demikian, masih saja orang senang meramal masa depan dan berharap mendapatkan banyak uang dari berjudi. Saya menceritakan dua kisah berikut ini untuk menunjukkan betapa berbahayanya meramal masa depan itu, sekalipun kita mendapat pertanda.

Pada suatu pagi, seorang teman terbangun dari sebuah mimpi yang terasa sangat nyata. Dia bermimpi tentang lima malaikat yang memberinya lima buah kendi emas yang besar sebagai lambang keberuntungan. Ketika dia membuka matanya, para malaikat itu tak ada di kamar tidurnya, dan sialnya guci-guci emasnya juga tidak ada. Bagaimanapun, itu adalah mimpi yang sangat aneh.

Continue reading →

Meramal Masa Depan

Disadur dari buku : Membuka Pintu Hati – AJAHN BRAHM

Banyak orang yang ingin mengetahui masa depan. Sebagian orang begitu tak sabarnya menanti apa yang akan terjadi, karena itu mereka mulai mencari jasa dukun dan peramal. Saya punya peringatan bagi Anda mengenai para peramal: jangan percaya pada peramal yang miskin!

Para bhikkhu yang berlatih meditasi dianggap sebagai peramal yang hebat, tetapi biasanya mereka tidak gampang diajak bekerja sama.

Suatu hari, seorang umat yang telah lama menjadi murid Ajahn Chah meminta sang guru besar untuk meramal masa depannya. Ajahn Chah menolak: bhikkhu yang baik tidak ramal- meramal. Tetapi si murid bersikukuh. Dia mengingatkan Ajahn Chah berapa kali dia sudah berdana makanan, berapa banyak dana yang telah dia sumbangkan untuk viharanya, dan bagaimana dia menyopiri Ajahn Chah dengan mobil dan biaya darinya, mengabaikan keluarga dan pekerjaannya sendiri. Ajahn Chah melihat bahwa orang itu terus bersikeras meminta untuk diramal, jadi dia berkata untuk sekali ini saja dia akan membuat perkecualian terhadap peraturan bahwa bhikkhu tidak boleh meramal. “Mana tanganmu. Sini kulihat telapak tanganmu.”

Continue reading →

Bebas Dari Rasa Takut

Disadur dari buku : Membuka Pintu Hati – AJAHN BRAHM

Jika rasa bersalah itu seperti memandang tembok bata masa lalu kita dan hanya melihat dua bata jelek saja, maka ketakutan adalah menerawang tembok bata masa depan kita dan hanya melihat apa yang bisa salah. Saat kita dibutakan oleh rasa takut, kita tak dapat melihat adanya kemungkinan bahwa bagian tembok lainnya bisa saja merupakan tembok yg sempurna. Rasa takut, karena itu, diatasi dengan melihat keseturuhan tembok, seperti pada kisah berikut yang terjadi di Singapura baru-baru ini.

Rangkaian empat ceramah saya telah diatur sejak beberapa bulan sebelumnya, sebuah auditorium besar dan mahal berkapasitas 2.500 tempat duduk yang terletak di pusat kota Singapura telah dipesan jauh-jauh hari, dan poster-poster telah dipajang di halte bis. Lalu datanglah wabah SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome). Ketika saya tiba di Singapura, semua sekolah telah ditutup, apartemen dikarantina, dan pemerintah menganjurkan seluruh warga untuk menghindari pertemuan-pertemuan umum. Rasa takut melanda luas pada waktu itu. Saya ditanya, “Apa kita batal saja?”

Continue reading →

Biarlah Rasa Sakit Berlalu

Disadur dari buku : Membuka Pintu Hati – AJAHN BRAHM

Dalam cerita sebelumnya, yang saya biarkan berlalu adalah rasa takut akan rasa sakit. Saya menyambut rasa sakit, mendekapnya, dan mengizinkannya. Karena itulah rasa sakit itu pergi.

Beberapa kawan saya yang menderita rasa sakit yang hebat telah mencoba metode ini dan tidak berhasil! Mereka mendatangi saya untuk mengadu, mengatakan bahwa sakit gigi yang saya derita tak ada apa-apanya dibandingkan rasa sakit yang mereka derita. Itu tidak benar. Rasa sakit bersifat pribadi dan tidak dapat diukur. Saya menjelaskan kepada mereka mengapa metode “biarlah berlalu” tak berhasil pada kasus mereka dengan cerita tiga murid berikut ini.

Murid pertama, dalam rasa sakit yang hebat, mencoba untuk membiarkan berlalu.

Continue reading →

Takut Sakit

Disadur dari buku : Membuka Pintu Hati – AJAHN BRAHM

Rasa takut adalah unsur utama rasa sakit. Rasa takut membuat rasa sakit tambah menyakitkan. Enyahkan rasa takut, maka perasaan sajalah yang tertinggal. Pada pertengahan tahun 70- an, di sebuah vihara hutan kecil yang terpencil di bagian timur laut Thailand, saya mengalami sakit gigi yang parah. Tidak ada dokter gigi, tidak ada telepon, dan tidak ada listrik. Kami bahkan tidak punya aspirin atau parasetamol di kotak obat. Bhikkhu hutan memang diharapkan dapat bertahan dalam keadaan seperti itu.

Petang harinya, seperti penyakit pada umumnya, sakit gigi saya menjadi makin parah saja. Saya merasa diri saya adalah seorang bhikkhu yang lumayan kuat, tetapi sakit gigi itu sedang menguji kekuatan saya. Satu sisi dari mulut saya terasa penuh dengan rasa sakit. Itu adalah sakit gigi terhebat yang pernah saya alami, atau barangkali yang pernah ada. Saya mencoba lari dari rasa sakit dengan melakukan meditasi pernapasan. Saya pernah belajar memusatkan pikiran pada napas sewaktu digigit nyamuk; kadang-kadang dengan berhitung sampai empat puluh pada saat yang sama, dan saya bisa mengatasinya. Namun rasa sakit ini benar-benar keterlaluan. Saya mengisi pikiran saya dengan sentuhan napas selama dua atau tiga detik, lalu rasa sakit itu kembali mendobrak pintu pikiran yang telah saya tutup dan meledak dengan kekuatan yang dahsyat.

Continue reading →

Takut Berbicara di Depan Umum

Disadur dari buku : Membuka Pintu Hati – AJAHN BRAHM

Saya diberi tahu bahwa salah satu rasa takut paling besar yang dirasakan orang adalah berbicara di depan umum. Saya harus sering berbicara di depan umum, di vihara-vihara, di konferensi, di upacara pernikahan dan pemakaman, di radio, dan bahkan di siaran langsung televisi. Semua itu adalah bagian dari pekerjaan saya.

Saya ingat pada suatu peristiwa, lima menit menjelang saya memberikan ceramah, ketika rasa takut membanjiri saya. Saya belum mempersiapkan apa pun untuk ceramah itu. Saya tak punya ide apa yang akan saya katakan. Sekitar tiga ratus orang sudah duduk di aula, berharap untuk dapat ilham. Mereka telah merelakan waktu malamnya untuk mendengarkan saya bicara. Saya mulai berpikir, “Bagaimana kalau saya tidak punya apa­-apa untuk diomongkan? Bagaimana kalau saya salah omong? Bagaimana kalau saya tampak bego?”

Continue reading →

Penyunyian (Retret)

Disadur dari buku : Membuka Pintu Hati – AJAHN BRAHM

Pemicu dari kemarahan kita kebanyakan adalah pengharapan yang tak sampai. Kadang kita begitu menginvestasikan diri ke dalam sebuah proyek yang ketika tak menghasilkan sesuatu sebagaimana seharusnya, kita jadi marah. Semua “seharusnya” merujuk pada pengharapan, suatu prediksi masa depan. Sekarang kita mungkin menyadari bahwa masa depan itu tak pasti, tak dapat diramalkan. Terlalu mengandalkan suatu pengharapan masa depan, suatu “seharusnya”, itu namanya cari-cari masalah.

Seorang umat Buddha dari Barat yang saya kenal beberapa tahun lalu menjadi bhikkhu di Timur Jauh. Dia bergabung dengan sebuah kelompok meditasi yang sangat ketat, di sebuah vihara terpencil di pegunungan. Setiap tahun mereka mengadakan penyunyian (retret) meditasi selama 60 hari. Latihannya keras, kaku, dan bukan untuk pikiran yang lemah.

Continue reading →