Tag Archives: kemarahan

Penyunyian (Retret)

Disadur dari buku : Membuka Pintu Hati – AJAHN BRAHM

Pemicu dari kemarahan kita kebanyakan adalah pengharapan yang tak sampai. Kadang kita begitu menginvestasikan diri ke dalam sebuah proyek yang ketika tak menghasilkan sesuatu sebagaimana seharusnya, kita jadi marah. Semua “seharusnya” merujuk pada pengharapan, suatu prediksi masa depan. Sekarang kita mungkin menyadari bahwa masa depan itu tak pasti, tak dapat diramalkan. Terlalu mengandalkan suatu pengharapan masa depan, suatu “seharusnya”, itu namanya cari-cari masalah.

Seorang umat Buddha dari Barat yang saya kenal beberapa tahun lalu menjadi bhikkhu di Timur Jauh. Dia bergabung dengan sebuah kelompok meditasi yang sangat ketat, di sebuah vihara terpencil di pegunungan. Setiap tahun mereka mengadakan penyunyian (retret) meditasi selama 60 hari. Latihannya keras, kaku, dan bukan untuk pikiran yang lemah.

Continue reading →

Kemarahan

Disadur dari buku : Membuka Pintu Hati – AJAHN BRAHM

Marah bukanlah respon yang cerdas. Orang bijak selalu bahagia, dan orang yang bahagia tak akan marah. Marah, terutamanya, adalah tak masuk akal.

Suatu hari, mobil vihara kami berhenti di lampu merah di samping sebuah mobil lainnya. Saya memperhatikan pengemudi mobil itu memaki-maki lampu merah: “Kamu lampu brengsek! Kamu tahu aku ada janji penting! Kamu tahu aku sudah terlambat dan kamu membiarkan mobil di depanku lewat. Dasar babi! Ini juga bukan yang pertama kali….”

Dia menyalahkan lampu merah, seolah-olah si lampu merah punya banyak pilihan. Dia pikir si lampu merah memang sengaja menyakitinya: “Aha! Ini dia datang. Aku tahu dia terlambat. Aku akan membiarkan mobil lain lewat dulu, lalu… merah! Berhenti! Kena dia!” Si lampu merah mungkin tampak jahat, tetapi mereka hanyalah lampu merah, itu saja. Apa sih yang Anda harapkan dari sebuah lampu merah?

Continue reading →